Nah, sejak kecil Rehan tinggal di sebuah panti asuhan yang sangat dibencinya. Di panti itu Rehan termasuk anak yang nakal, ia selalu berontak yang ia sebut sebagai “penjaga panti sok suci”, ia menyebutnya demikian karena kepribadian penjaga pantinya itu memang sok suci.
Bagaimana tidak, penjaga pantinya selalu mendapatkan uang dari para dermawan yang seharusnya untuk anak panti, tapi ia menyimpannya untuk tabungan umrohnya. Sudah begitu, si penjaga panti itu juga bersikap kasar kepada semua anak panti. Tapi walaupun Rehan termasuk anak nakal, tapi sebenarnya ia adalah anak yang baik.
Selama di panti, Rehan mempunyai pertanyaan besar. Apakah aku tidak memiliki kesempatan untuk memilih pada saat aku dilahirkan? Ia suka memandang rembulan, yang seakan mengerti kesedihannya.
×